PRAKTIKUM
PENGENDALIAN VEKTOR
SPRAYYING
(PENYEMPROTAN)
Hari/tanggal
praktikum :
A.
PENDAHULUAN
Malaria salah satu penyakit menular yang disebabkan
oleh parasit protozoa genus Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui
gigitan nyamuk Anopheles. Malaria ditemukan hampir di seluruh bagian
dunia. Lebih dari seratus negara merupakan wilayah endemik malaria dengan
jumlah penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau
41% dari penduduk dunia. Orang yang paling berisiko tertular malaria adalah
anak balita, wanita hamil dan penduduk non-imun (penduduk yang tidak mempunyai
imunitas alami sehingga tidak mempunyai pertahanan alam terhadap infeksi
malaria) yang mengunjungi daerah endemik malaria seperti para pengungsi,
transmigran, dan wisatawan.
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat karena mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan angka kematian.
Hingga kini, malaria ditemukan tersebar luas di Indonesia dan bahkan dapat
timbul secara tiba-tiba di suatu daerah yang telah dinyatakan bebas malaria.
Lebih dari 15 juta penderita malaria klinis di Indonesia dengan 30.000 kematian
di laporkan melalui unit pelayanan kesehatan di Indonesia setiap tahun (SKRT,
1995). Umumnya penderita malaria ditemukan di daerah-daerah terpencil, daerah pedesaan,
daerah transmigrasi, daerah pengungsian penduduk dan sebagian besar dari
golongan ekonomi lemah. Menurut data kesehatan tahun 2001 diperkirakan
prevalensi malaria di Indonesia adalah 850,2 per 100.000 penduduk dengan angka
tertinggi di Papua. Nyamuk dengan Plasmodium ini tersebar luas di belahan dunia
khususnya daerah tropis dan sub-tropis seperti sebagian besar daerah Asia
(khususnya Asia Tenggara), Amerika (khususnya Amerika Selatan) dan Sub-Sahara
Afrika.
Salah satu faktor penyebab penularan malaria adalah
cuaca, iklim, penggalian pasir, tambak tidak terurus, penebangan hutan. Keadaan
lingkungan yang saling berinteraksi akan dapat berpengaruh besar terhadap ada-tidaknya
malaria di suatu daerah. Ada empat jenis plasmodium yaitu plasmodium vivax,
plasmadium ovale, malariae plasmodium dan plasmodium falciparum yang
menyebabkan penyakit malaria. Khusus untuk plasmodium falciparum sering
menjurus kepada sakit malaria berat yang sangat sering menyebabkan kematian
(pada tahun 2010 diperkirakan 90% angka kematian akibat malaria terjadi di
Sub-Sahara Afrika dimana plasmodium falciparum bertanggung jawab atas sebagian
besar kasus malaria yang terjadi), sedangkan tiga jenis plasmodium lainnya
adalah penyakit ringan yang sangat jarang menjurus pada Penyakit Malaria akut.
Selain itu adapula plasmodium knowlesi yang umumnya menyebabkan malaria pada
spesies hewan kera tetapi dapat juga menginfeksi manusia walaupun sangat kecil
kemungkinannya.
Teknik Spraying atau penyemprotan dilakukan dengan
sasaran khususnya adalah nyamuk Anopheles sebagai vektor dari penyakit malaria.
Nyamuk ini aktif atau menggigit pada waktu malam hari. Pemerintah dalam hal ini
lebih menggalakkan teknik Spraying atau penyemprotan guna menekan seminimal
mungkin penyebaran nyamuk Anopheles, sehingga kesakaitan penyakit Malaria di
Indonesia dapat berkurang. Teknik Penyemprotan bukanlah satu-satunya cara guna
menekan penyebaran nyamuk Anopheles, selain itu juga harus ada kesadaran dari
masing-masing individu terhadap kondisi lingkungannya dengan tetap melakukan
upaya-upaya seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di tiap-tiap rumah,
melaksanakan program 3M, dan juga membiasakan Perilaku Hidup Bersih Sehat
(PHBS) di tiap keluarga, dengan ini diharapkan dapat mengurangi ancaman terkena
penyakit Malaria.
B.
TUJUAN
1. Tujuan
Instruksional Umum
Setelah selesai mengikuti kegiatan belajar ini
mahasiswa mampu menyelenggarakan kegiatan penyemprotan rumah dengan insektisida
(racun serangga) dengan benar.
2. Tujuan
Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini mahasiswa dapat
:
a.
Menjelaskan
pengertian penyemprotan rumah
b.
Menyebutkan
bagian alat semprot (spray-can)
c.
Menjelaskan
kebijakan dalam penyemprotan rumah
d.
Menjelaskan
kriteria penyemprotan
e.
Menjelaskan
faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan dosis insektisida yang
tepat.
f.
Menjelaskan tentang
cakupan, pemenuhan dosis dan keteraturan penyemprotan
g.
Melakukan
supervisi dan evaluasi penyemprotan
h.
Menjelaskan cara
pencegahan dan memberi pertolongan pada kasus keracunan.
i.
Melakukan
penyemprotan rumah dengan terampil.
C.
ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
Semprot (Spray-can) Hudson X-pert
Alat semprot yang digunakan untuk kegiatan
penyemprotan rumah adalah merek Hudson X-Pert dengan karakteristik sebagai
berikut :
Kapasitas tangki :
3US Gallon atau 11,36 liter
Tinggi tangki :
56cm
Berat tangki :
5kg
Sabuk Penyandang :
panjang 1m; lebar 5cm; tebal 3mm
Agar penyemprotan dapat dilaksanakan dengan baik, maka
perlu memahami bagian-bagian dari alat semprot ini, yaitu :
1)
Tangki (Tank
Assembly)
a.
Tangki adalah
tempat larutan racun serangga / insektisida yang hanya boleh diisi 8,5 liter
sampai batas tanda panah yang terdapat di dinding luar tangki
b.
Sabuk penyandang
yang dapat distel
c.
Rantai pengikat
yaitu rantai pemegang tutup tangki
d.
Tutup tangki
dengan handel penutupnya
e.
Karet Gasket
adalah karet yang melingkari tutup tangki gunanya untuk mencegah kebocoran
f.
Pipa saluran
(dip tube), tempat larutan keluar dari tangki
2)
Pompa ( Pump
Assembly)
a.
Tangki pompa dan
handelnya , yaitu pegangan untuk memompa
b.
Karet Penahan
benturan bila pompa ditekan
c.
Kunci pompa ,
yaitu untuk menahan handel naik ke atas
d.
Pegas Penahan
benturan yaitu untuk menahan benturan bila pompa ditarik kulit pompa yang
menghasilkan udara ,terdapat di ujung handel.
e.
Klep pompa yaitu
untuk menyalurkan udara ke tangki dan mencegah udara masuk ke silinder pompa.
f.
Silinder Pompa
yaitu tabung silinder tempat pompa
3)
Selang dan Klep
pembuka/penutup arus larutan
a.
Pembuka/penutup
arus larutan yaitu handel pembuka/penutup arus larutan, bila handel ditekan
larutan akan keluar
b.
Selang karet
dengan saringan (hose with strainerassembbly)
Ø Selang karet panjang 1,5 meter untuk menyalurkan
cairan menuju ke pipa pemancar (Gb.1.5)
Ø Saringan untuk menyaring larutan sebelum dikeluarkan
4)
Pipa penyambung
dan Nozzle (Extension tube and nozzle)
a.
Pipa penyambung
(Extension tube)
b.
Nozzle tip 8002E
HSS, yaitu tempat larutan memancar dengan bentuk kipas, dengan sudut pancaran
80 derajat dan larutan yang keluar 0,2 gallon per menit atau 757cc per menit
pada tekanan 40 psi
D. CARA KERJA
Dalam praktikum ini, kami tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan
sprayying, namun hanya diberikan penjelasan oleh pembimbing praktikum mengenai
langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melaksanakan penyemprotan. Berikut
ini adalah langkah-langkahnya :
1. Sebelum Penyemprotan
a.
Membuat rencana
kerja penyemprotan
b. Mengirimkan
rencana penyemprotan kepada kepala desa minimal 3 hari sebelum penyemprotan
c. Memberikan
jadwal penyemprotan kepada pemilik rumah sekaligus mengadakan penyuluhan
d.
Mempersiapkan
alat/ bahan yang akan digunakan dalam melaksanakan penyemprotan yang meliputi :
1)
Bahan-bahan
berupa racun serangga yang akan digunakan dan air sebagai pelarut
2)
Peralatan
a)
Peralatan
penyemprotan berupa :
-
Spray can harus
dalam keadaan baik dan bersih
-
Ember isi 10
liter 1 buah
-
Corong dengan saringan
1 buah
-
Pengaduk yang
salah satu ujungnya berbentuk pipih 1 buah
-
Tas racun
serangga
-
Kain pel 2 buah
b)
Peralatan
penyemprot :
Untuk tiap penyemprot dilengkapi dengan peralatan 1 set yang terdiri :
-
Pakaian kerja 2
stel
-
Alat penutup
hidung/ masker 1 set
-
Topi bertepi
lebar (menutupi bahu) 1 buah
-
Topeng plastik
(face shield) 1 buah
-
Sepatu lars 1
stel
-
Sabun secukupnya
c)
Alat tulis
menulis termasuk formulir-formulis pelaporan
2. Pada Hari Penyemprotan
a.
Minta bantuan
pemilik rumah untuk menutup makanan/ minuman bila perlu supaya dikeluarkan
saja.
b.
Perabot rumah
tangga seperti kasur, bantal, selimut dan pakaian-pakaian yang bergelantungan
supaya dikeluarkan dulu. Demikian pula bila ada burung, aquarium dan lain-lain.
c.
Bila akan
menyemprot kandang, terlebih dahulu binatangnya harus dikeluarkan.
3. Selama Penyemprotan
a.
Semprot
permukaan dinding searah dengan jarum jam dimulai dari pintu masuk.
b.
Tutuplah pintu
dan jendela ruangan yang sedang disemprot tapi bukalah jendela dan pintu lain
agar penyemprot tidak bekerja di ruang tertutup.
4. Sesudah Penyemprotan
a.
Beritahukan
kepada pemilik rumah agar racun serangga yang menempel di dinding tidak
dihapus.
b.
Kaca-kaca dan
lantai yang terkena racun serangga boleh dibersihkan dan racun serangga hasil
pembersihan harus ditanam.
c.
Supaya diberitahukan
kepada pemilik rumah agar selama enam bulan berikutnya jangan dulu mengapur
dinding.
d.
Spray can dan
peralatan lainnya supaya dibersihkan. Hati-hati membuang air bekas membersihkan
spray can dan alat-alat lainnya jangan sampai mencemari kolam ikan dan sumber
air penduduk.
e.
Penghuni rumah
baru boleh masuk ke dalam rumah satu jam setelah penyemprotan selesai.
f.
Bila ada
serangga yang mati setelah penyemprotan agar disapu dan dikumpulkan kemudian
dikubur.
E. HASIL
Dari praktikum ini, hanya diperoleh hasil mengenai prosedur dalam praktikum
sprayying, bagian-bagian alat serta cara penggunaan alat spray can seperti yang
telah dijelaskan pada cara kerja di atas. Dalam praktikum Spraying
ini, yang perlu disiapkan pertama adalah Alat semprot (spray can) yang dipakai
untuk penyemprotan rumah adalah merek Hudson X-pert dengan Volume 8,5 liter,
kemudian mahasiswa harus dapat menentukan Konsentrasi Suspensi sesuai dengan
ketentuan WHO yang optimal diperlukan untuk menyemprot 1 m permukaan dinding
adalah 40ml. Selanjutnya memilih Nozzle yang akan dipakai adalah yang berkode
8002 E HSS (Hardened Stainless Stell/tahan karat), lalu mahasiswa harus dapat
mengukur tekanan dalam tangki guna menentukan efektifitas penyemprotan. Sedapat
mungkin harus dijaga agar tekanan tetap stabil pada suhu 2,8 kg/cm,dalam
prakteknya sangat sulit untuk mempertahankan tekanan sebesar itu sehingga
diambil interval tekanan antara 1,8-3,8 kg/cm atau 25-55 PSI. Selanjutnya yang
perlu diperhatikan adalah menjaga jarak antara Nozzle dan permukaan yang
Disemprot, supaya penyemprot secara otomatis menempatkan nozzlenya sekitar
jarak 46 cm dari permukaan dinding . Dan yang terakhir adalah kecepatan
menyemprot. Dalam hal ini agar dosis insektisida yang menempel pada dinding
tepat, maka perlu irama penyemprotan yang baik dan teratur.
F. PEMBAHASAN
Spraying merupakan penyemprotan yang berfungsi untuk
membunuh nyamuk dewasa (nyamuk Anopheles). Dalam praktikum Spraying ini, yang perlu disiapkan pertama adalah Alat
semprot (spray can) yang dipakai untuk penyemprotan rumah adalah merek Hudson
X-pert dengan Volume 8,5 liter, kemudian mahasiswa harus dapat menentukan
Konsentrasi Suspensi sesuai dengan ketentuan WHO yang optimal diperlukan untuk
menyemprot 1 m permukaan dinding adalah 40ml. Selanjutnya memilih Nozzle yang
akan dipakai adalah yang berkode 8002 E HSS (Hardened Stainless Stell/tahan
karat), lalu mahasiswa harus dapat mengukur tekanan dalam tangki guna
menentukan efektifitas penyemprotan. Sedapat mungkin harus dijaga agar tekanan
tetap stabil pada suhu 2,8 kg/cm,dalam prakteknya sangat sulit untuk
mempertahankan tekanan sebesar itu sehingga diambil interval tekanan antara
1,8-3,8 kg/cm atau 25-55 PSI. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah
menjaga jarak antara Nozzle dan permukaan yang Disemprot, supaya penyemprot
secara otomatis menempatkan nozzlenya sekitar jarak 46 cm dari permukaan
dinding .Dan yang terakhir adalah kecepatan menyemprot. Dalam hal ini agar
dosis insektisida yang menempel pada dinding tepat, maka perlu irama
penyemprotan yang baik dan teratur. Dalam melakukan spraying ini perlu adanya kerjasama team sebelum
waktunya terjun ke lapangan untuk melakukan spraying, team harus membagi tugas
ada yang mencatat, mengarahkan dan memfogging sehingga pelaksanaan spraying
nantinya dapat berjalan dengan lancar.
Tujuan dari spraying
ini adalah untuk membunuh sebagian besar vektor infektif nyamuk anopheles dengan cepat, dengan harapan
rantai penularan penyakit segera dapat diputuskan. Selain itu dalam kegiatan
ini bertujuan untuk menekan kepadatan vektor itu sendiri selama waktu yang
cukup sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri, dan dengan diadakannya
spraying diharapkan masyarakat dapat terbebas ataupun terhindar dari ancaman
penyakit malaria dan penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh nyamuk
Anopheles tanpa meninggalkan upaya-upaya seperti PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk), 3M, dan juga Perilaku Hidup Besrih Sehat (PHBS) di rumah-rumah
masyarakat.
trims infonya sangat bermanfaat
BalasHapus