Mei 2013

Rabu, 29 Mei 2013

Sprayying

 PRAKTIKUM PENGENDALIAN VEKTOR
SPRAYYING (PENYEMPROTAN)

Hari/tanggal praktikum :
A.     PENDAHULUAN
Malaria salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa genus Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Malaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia. Lebih dari seratus negara merupakan wilayah endemik malaria dengan jumlah penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari penduduk dunia. Orang yang paling berisiko tertular malaria adalah anak balita, wanita hamil dan penduduk non-imun (penduduk yang tidak mempunyai imunitas alami sehingga tidak mempunyai pertahanan alam terhadap infeksi malaria) yang mengunjungi daerah endemik malaria seperti para pengungsi, transmigran, dan wisatawan.
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat karena mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan angka kematian. Hingga kini, malaria ditemukan tersebar luas di Indonesia dan bahkan dapat timbul secara tiba-tiba di suatu daerah yang telah dinyatakan bebas malaria. Lebih dari 15 juta penderita malaria klinis di Indonesia dengan 30.000 kematian di laporkan melalui unit pelayanan kesehatan di Indonesia setiap tahun (SKRT, 1995). Umumnya penderita malaria ditemukan di daerah-daerah terpencil, daerah pedesaan, daerah transmigrasi, daerah pengungsian penduduk dan sebagian besar dari golongan ekonomi lemah. Menurut data kesehatan tahun 2001 diperkirakan prevalensi malaria di Indonesia adalah 850,2 per 100.000 penduduk dengan angka tertinggi di Papua. Nyamuk dengan Plasmodium ini tersebar luas di belahan dunia khususnya daerah tropis dan sub-tropis seperti sebagian besar daerah Asia (khususnya Asia Tenggara), Amerika (khususnya Amerika Selatan) dan Sub-Sahara Afrika.
Salah satu faktor penyebab penularan malaria adalah cuaca, iklim, penggalian pasir, tambak tidak terurus, penebangan hutan. Keadaan lingkungan yang saling berinteraksi akan dapat berpengaruh besar terhadap ada-tidaknya malaria di suatu daerah. Ada empat jenis plasmodium yaitu plasmodium vivax, plasmadium ovale, malariae plasmodium dan plasmodium falciparum yang menyebabkan penyakit malaria. Khusus untuk plasmodium falciparum sering menjurus kepada sakit malaria berat yang sangat sering menyebabkan kematian (pada tahun 2010 diperkirakan 90% angka kematian akibat malaria terjadi di Sub-Sahara Afrika dimana plasmodium falciparum bertanggung jawab atas sebagian besar kasus malaria yang terjadi), sedangkan tiga jenis plasmodium lainnya adalah penyakit ringan yang sangat jarang menjurus pada Penyakit Malaria akut. Selain itu adapula plasmodium knowlesi yang umumnya menyebabkan malaria pada spesies hewan kera tetapi dapat juga menginfeksi manusia walaupun sangat kecil kemungkinannya.
Teknik Spraying atau penyemprotan dilakukan dengan sasaran khususnya adalah nyamuk Anopheles sebagai vektor dari penyakit malaria. Nyamuk ini aktif atau menggigit pada waktu malam hari. Pemerintah dalam hal ini lebih menggalakkan teknik Spraying atau penyemprotan guna menekan seminimal mungkin penyebaran nyamuk Anopheles, sehingga kesakaitan penyakit Malaria di Indonesia dapat berkurang. Teknik Penyemprotan bukanlah satu-satunya cara guna menekan penyebaran nyamuk Anopheles, selain itu juga harus ada kesadaran dari masing-masing individu terhadap kondisi lingkungannya dengan tetap melakukan upaya-upaya seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di tiap-tiap rumah, melaksanakan program 3M, dan juga membiasakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di tiap keluarga, dengan ini diharapkan dapat mengurangi ancaman terkena penyakit Malaria.

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Instruksional Umum
Setelah selesai mengikuti kegiatan belajar ini mahasiswa mampu menyelenggarakan kegiatan penyemprotan rumah dengan insektisida (racun serangga) dengan benar.
2.      Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini mahasiswa dapat :
a.         Menjelaskan pengertian penyemprotan rumah
b.         Menyebutkan bagian alat semprot (spray-can)
c.         Menjelaskan kebijakan dalam penyemprotan rumah
d.        Menjelaskan kriteria penyemprotan
e.         Menjelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan dosis insektisida yang tepat.
f.          Menjelaskan tentang cakupan, pemenuhan dosis dan keteraturan penyemprotan
g.         Melakukan supervisi dan evaluasi penyemprotan
h.         Menjelaskan cara pencegahan dan memberi pertolongan pada kasus keracunan.
i.           Melakukan penyemprotan rumah dengan terampil.

C.     ALAT DAN BAHAN
1.      Alat Semprot (Spray-can) Hudson X-pert
Alat semprot yang digunakan untuk kegiatan penyemprotan rumah adalah merek Hudson X-Pert dengan karakteristik sebagai berikut :
Kapasitas tangki                             : 3US Gallon atau 11,36 liter
Tinggi tangki                                  : 56cm
Berat tangki                                    : 5kg
Sabuk Penyandang                         : panjang 1m; lebar 5cm; tebal 3mm
Agar penyemprotan dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu memahami bagian-bagian dari alat semprot ini, yaitu :
1)      Tangki (Tank Assembly)
a.       Tangki adalah tempat larutan racun serangga / insektisida yang hanya boleh diisi 8,5 liter sampai batas tanda panah yang terdapat di dinding luar tangki
b.      Sabuk penyandang yang dapat distel
c.       Rantai pengikat yaitu rantai pemegang tutup tangki
d.      Tutup tangki dengan handel penutupnya
e.       Karet Gasket adalah karet yang melingkari tutup tangki gunanya untuk mencegah kebocoran
f.       Pipa saluran (dip tube), tempat larutan keluar dari tangki
2)      Pompa ( Pump Assembly)
a.    Tangki pompa dan handelnya , yaitu pegangan untuk memompa
b.   Karet Penahan benturan bila pompa ditekan
c.    Kunci pompa , yaitu untuk menahan handel naik ke atas
d.   Pegas Penahan benturan yaitu untuk menahan benturan bila pompa ditarik kulit pompa yang menghasilkan udara ,terdapat di ujung handel.
e.    Klep pompa yaitu untuk menyalurkan udara ke tangki dan mencegah udara masuk ke silinder pompa.
f.    Silinder Pompa yaitu tabung silinder tempat pompa
3)      Selang dan Klep pembuka/penutup arus larutan
a.    Pembuka/penutup arus larutan yaitu handel pembuka/penutup arus larutan, bila handel ditekan larutan akan keluar
b.   Selang karet dengan saringan (hose with strainerassembbly)
Ø  Selang karet panjang 1,5 meter untuk menyalurkan cairan menuju ke pipa pemancar (Gb.1.5)
Ø  Saringan untuk menyaring larutan sebelum dikeluarkan

4)      Pipa penyambung dan Nozzle (Extension tube and nozzle)
a.    Pipa penyambung (Extension tube)
b.   Nozzle tip 8002E HSS, yaitu tempat larutan memancar dengan bentuk kipas, dengan sudut pancaran 80 derajat dan larutan yang keluar 0,2 gallon per menit atau 757cc per menit pada tekanan 40 psi

D.     CARA KERJA
Dalam praktikum ini, kami tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan sprayying, namun hanya diberikan penjelasan oleh pembimbing praktikum mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melaksanakan penyemprotan. Berikut ini adalah langkah-langkahnya :
1.      Sebelum Penyemprotan
a.       Membuat rencana kerja penyemprotan
b. Mengirimkan rencana penyemprotan kepada kepala desa minimal 3 hari sebelum penyemprotan
c.     Memberikan jadwal penyemprotan kepada pemilik rumah sekaligus mengadakan penyuluhan
d.      Mempersiapkan alat/ bahan yang akan digunakan dalam melaksanakan penyemprotan yang meliputi :
1)   Bahan-bahan berupa racun serangga yang akan digunakan dan air sebagai pelarut
2)   Peralatan
a)      Peralatan penyemprotan berupa :
-        Spray can harus dalam keadaan baik dan bersih
-        Ember isi 10 liter 1 buah
-        Corong dengan saringan 1 buah
-        Pengaduk yang salah satu ujungnya berbentuk pipih 1 buah
-        Tas racun serangga
-        Kain pel 2 buah
b)      Peralatan penyemprot :
Untuk tiap penyemprot dilengkapi dengan peralatan 1 set yang terdiri :
-        Pakaian kerja 2 stel
-        Alat penutup hidung/ masker 1 set
-        Topi bertepi lebar (menutupi bahu) 1 buah
-        Topeng plastik (face shield) 1 buah
-        Sepatu lars 1 stel
-        Sabun secukupnya
c)      Alat tulis menulis termasuk formulir-formulis pelaporan
2.      Pada Hari Penyemprotan
a.       Minta bantuan pemilik rumah untuk menutup makanan/ minuman bila perlu supaya dikeluarkan saja.
b.      Perabot rumah tangga seperti kasur, bantal, selimut dan pakaian-pakaian yang bergelantungan supaya dikeluarkan dulu. Demikian pula bila ada burung, aquarium dan lain-lain.
c.       Bila akan menyemprot kandang, terlebih dahulu binatangnya harus dikeluarkan.
3.      Selama Penyemprotan
a.       Semprot permukaan dinding searah dengan jarum jam dimulai dari pintu masuk.
b.      Tutuplah pintu dan jendela ruangan yang sedang disemprot tapi bukalah jendela dan pintu lain agar penyemprot tidak bekerja di ruang tertutup.
4.      Sesudah Penyemprotan
a.       Beritahukan kepada pemilik rumah agar racun serangga yang menempel di dinding tidak dihapus.
b.      Kaca-kaca dan lantai yang terkena racun serangga boleh dibersihkan dan racun serangga hasil pembersihan harus ditanam.
c.       Supaya diberitahukan kepada pemilik rumah agar selama enam bulan berikutnya jangan dulu mengapur dinding.
d.      Spray can dan peralatan lainnya supaya dibersihkan. Hati-hati membuang air bekas membersihkan spray can dan alat-alat lainnya jangan sampai mencemari kolam ikan dan sumber air penduduk.
e.       Penghuni rumah baru boleh masuk ke dalam rumah satu jam setelah penyemprotan selesai.
f.       Bila ada serangga yang mati setelah penyemprotan agar disapu dan dikumpulkan kemudian dikubur.

E.     HASIL
Dari praktikum ini, hanya diperoleh hasil mengenai prosedur dalam praktikum sprayying, bagian-bagian alat serta cara penggunaan alat spray can seperti yang telah dijelaskan pada cara kerja di atas. Dalam praktikum Spraying  ini, yang perlu disiapkan pertama adalah Alat semprot (spray can) yang dipakai untuk penyemprotan rumah adalah merek Hudson X-pert dengan Volume 8,5 liter, kemudian mahasiswa harus dapat menentukan Konsentrasi Suspensi sesuai dengan ketentuan WHO yang optimal diperlukan untuk menyemprot 1 m permukaan dinding adalah 40ml. Selanjutnya memilih Nozzle yang akan dipakai adalah yang berkode 8002 E HSS (Hardened Stainless Stell/tahan karat), lalu mahasiswa harus dapat mengukur tekanan dalam tangki guna menentukan efektifitas penyemprotan. Sedapat mungkin harus dijaga agar tekanan tetap stabil pada suhu 2,8 kg/cm,dalam prakteknya sangat sulit untuk mempertahankan tekanan sebesar itu sehingga diambil interval tekanan antara 1,8-3,8 kg/cm atau 25-55 PSI. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah menjaga jarak antara Nozzle dan permukaan yang Disemprot, supaya penyemprot secara otomatis menempatkan nozzlenya sekitar jarak 46 cm dari permukaan dinding . Dan yang terakhir adalah kecepatan menyemprot. Dalam hal ini agar dosis insektisida yang menempel pada dinding tepat, maka perlu irama penyemprotan yang baik dan teratur.


F.       PEMBAHASAN
Spraying merupakan penyemprotan yang berfungsi untuk membunuh nyamuk dewasa (nyamuk Anopheles). Dalam praktikum Spraying  ini, yang perlu disiapkan pertama adalah Alat semprot (spray can) yang dipakai untuk penyemprotan rumah adalah merek Hudson X-pert dengan Volume 8,5 liter, kemudian mahasiswa harus dapat menentukan Konsentrasi Suspensi sesuai dengan ketentuan WHO yang optimal diperlukan untuk menyemprot 1 m permukaan dinding adalah 40ml. Selanjutnya memilih Nozzle yang akan dipakai adalah yang berkode 8002 E HSS (Hardened Stainless Stell/tahan karat), lalu mahasiswa harus dapat mengukur tekanan dalam tangki guna menentukan efektifitas penyemprotan. Sedapat mungkin harus dijaga agar tekanan tetap stabil pada suhu 2,8 kg/cm,dalam prakteknya sangat sulit untuk mempertahankan tekanan sebesar itu sehingga diambil interval tekanan antara 1,8-3,8 kg/cm atau 25-55 PSI. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah menjaga jarak antara Nozzle dan permukaan yang Disemprot, supaya penyemprot secara otomatis menempatkan nozzlenya sekitar jarak 46 cm dari permukaan dinding .Dan yang terakhir adalah kecepatan menyemprot. Dalam hal ini agar dosis insektisida yang menempel pada dinding tepat, maka perlu irama penyemprotan yang baik dan teratur. Dalam melakukan spraying  ini perlu adanya kerjasama team sebelum waktunya terjun ke lapangan untuk melakukan spraying, team harus membagi tugas ada yang mencatat, mengarahkan dan memfogging sehingga pelaksanaan spraying nantinya dapat berjalan dengan lancar.
 Tujuan dari spraying ini adalah untuk membunuh sebagian besar vektor infektif  nyamuk anopheles dengan cepat, dengan harapan rantai penularan penyakit segera dapat diputuskan. Selain itu dalam kegiatan ini bertujuan untuk menekan kepadatan vektor itu sendiri selama waktu yang cukup sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri, dan dengan diadakannya spraying diharapkan masyarakat dapat terbebas ataupun terhindar dari ancaman penyakit malaria dan penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh nyamuk Anopheles tanpa meninggalkan upaya-upaya seperti PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), 3M, dan juga Perilaku Hidup Besrih Sehat (PHBS) di rumah-rumah masyarakat.
-
thank you

Sprayying

 PRAKTIKUM PENGENDALIAN VEKTOR
SPRAYYING (PENYEMPROTAN)

Hari/tanggal praktikum :
A.     PENDAHULUAN
Malaria salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh parasit protozoa genus Plasmodium. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Malaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia. Lebih dari seratus negara merupakan wilayah endemik malaria dengan jumlah penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari penduduk dunia. Orang yang paling berisiko tertular malaria adalah anak balita, wanita hamil dan penduduk non-imun (penduduk yang tidak mempunyai imunitas alami sehingga tidak mempunyai pertahanan alam terhadap infeksi malaria) yang mengunjungi daerah endemik malaria seperti para pengungsi, transmigran, dan wisatawan.
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat karena mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan angka kematian. Hingga kini, malaria ditemukan tersebar luas di Indonesia dan bahkan dapat timbul secara tiba-tiba di suatu daerah yang telah dinyatakan bebas malaria. Lebih dari 15 juta penderita malaria klinis di Indonesia dengan 30.000 kematian di laporkan melalui unit pelayanan kesehatan di Indonesia setiap tahun (SKRT, 1995). Umumnya penderita malaria ditemukan di daerah-daerah terpencil, daerah pedesaan, daerah transmigrasi, daerah pengungsian penduduk dan sebagian besar dari golongan ekonomi lemah. Menurut data kesehatan tahun 2001 diperkirakan prevalensi malaria di Indonesia adalah 850,2 per 100.000 penduduk dengan angka tertinggi di Papua. Nyamuk dengan Plasmodium ini tersebar luas di belahan dunia khususnya daerah tropis dan sub-tropis seperti sebagian besar daerah Asia (khususnya Asia Tenggara), Amerika (khususnya Amerika Selatan) dan Sub-Sahara Afrika.
Salah satu faktor penyebab penularan malaria adalah cuaca, iklim, penggalian pasir, tambak tidak terurus, penebangan hutan. Keadaan lingkungan yang saling berinteraksi akan dapat berpengaruh besar terhadap ada-tidaknya malaria di suatu daerah. Ada empat jenis plasmodium yaitu plasmodium vivax, plasmadium ovale, malariae plasmodium dan plasmodium falciparum yang menyebabkan penyakit malaria. Khusus untuk plasmodium falciparum sering menjurus kepada sakit malaria berat yang sangat sering menyebabkan kematian (pada tahun 2010 diperkirakan 90% angka kematian akibat malaria terjadi di Sub-Sahara Afrika dimana plasmodium falciparum bertanggung jawab atas sebagian besar kasus malaria yang terjadi), sedangkan tiga jenis plasmodium lainnya adalah penyakit ringan yang sangat jarang menjurus pada Penyakit Malaria akut. Selain itu adapula plasmodium knowlesi yang umumnya menyebabkan malaria pada spesies hewan kera tetapi dapat juga menginfeksi manusia walaupun sangat kecil kemungkinannya.
Teknik Spraying atau penyemprotan dilakukan dengan sasaran khususnya adalah nyamuk Anopheles sebagai vektor dari penyakit malaria. Nyamuk ini aktif atau menggigit pada waktu malam hari. Pemerintah dalam hal ini lebih menggalakkan teknik Spraying atau penyemprotan guna menekan seminimal mungkin penyebaran nyamuk Anopheles, sehingga kesakaitan penyakit Malaria di Indonesia dapat berkurang. Teknik Penyemprotan bukanlah satu-satunya cara guna menekan penyebaran nyamuk Anopheles, selain itu juga harus ada kesadaran dari masing-masing individu terhadap kondisi lingkungannya dengan tetap melakukan upaya-upaya seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di tiap-tiap rumah, melaksanakan program 3M, dan juga membiasakan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) di tiap keluarga, dengan ini diharapkan dapat mengurangi ancaman terkena penyakit Malaria.

B.     TUJUAN
1.      Tujuan Instruksional Umum
Setelah selesai mengikuti kegiatan belajar ini mahasiswa mampu menyelenggarakan kegiatan penyemprotan rumah dengan insektisida (racun serangga) dengan benar.
2.      Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini mahasiswa dapat :
a.         Menjelaskan pengertian penyemprotan rumah
b.         Menyebutkan bagian alat semprot (spray-can)
c.         Menjelaskan kebijakan dalam penyemprotan rumah
d.        Menjelaskan kriteria penyemprotan
e.         Menjelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan dosis insektisida yang tepat.
f.          Menjelaskan tentang cakupan, pemenuhan dosis dan keteraturan penyemprotan
g.         Melakukan supervisi dan evaluasi penyemprotan
h.         Menjelaskan cara pencegahan dan memberi pertolongan pada kasus keracunan.
i.           Melakukan penyemprotan rumah dengan terampil.

C.     ALAT DAN BAHAN
1.      Alat Semprot (Spray-can) Hudson X-pert
Alat semprot yang digunakan untuk kegiatan penyemprotan rumah adalah merek Hudson X-Pert dengan karakteristik sebagai berikut :
Kapasitas tangki                             : 3US Gallon atau 11,36 liter
Tinggi tangki                                  : 56cm
Berat tangki                                    : 5kg
Sabuk Penyandang                         : panjang 1m; lebar 5cm; tebal 3mm
Agar penyemprotan dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu memahami bagian-bagian dari alat semprot ini, yaitu :
1)      Tangki (Tank Assembly)
a.       Tangki adalah tempat larutan racun serangga / insektisida yang hanya boleh diisi 8,5 liter sampai batas tanda panah yang terdapat di dinding luar tangki
b.      Sabuk penyandang yang dapat distel
c.       Rantai pengikat yaitu rantai pemegang tutup tangki
d.      Tutup tangki dengan handel penutupnya
e.       Karet Gasket adalah karet yang melingkari tutup tangki gunanya untuk mencegah kebocoran
f.       Pipa saluran (dip tube), tempat larutan keluar dari tangki
2)      Pompa ( Pump Assembly)
a.    Tangki pompa dan handelnya , yaitu pegangan untuk memompa
b.   Karet Penahan benturan bila pompa ditekan
c.    Kunci pompa , yaitu untuk menahan handel naik ke atas
d.   Pegas Penahan benturan yaitu untuk menahan benturan bila pompa ditarik kulit pompa yang menghasilkan udara ,terdapat di ujung handel.
e.    Klep pompa yaitu untuk menyalurkan udara ke tangki dan mencegah udara masuk ke silinder pompa.
f.    Silinder Pompa yaitu tabung silinder tempat pompa
3)      Selang dan Klep pembuka/penutup arus larutan
a.    Pembuka/penutup arus larutan yaitu handel pembuka/penutup arus larutan, bila handel ditekan larutan akan keluar
b.   Selang karet dengan saringan (hose with strainerassembbly)
Ø  Selang karet panjang 1,5 meter untuk menyalurkan cairan menuju ke pipa pemancar (Gb.1.5)
Ø  Saringan untuk menyaring larutan sebelum dikeluarkan

4)      Pipa penyambung dan Nozzle (Extension tube and nozzle)
a.    Pipa penyambung (Extension tube)
b.   Nozzle tip 8002E HSS, yaitu tempat larutan memancar dengan bentuk kipas, dengan sudut pancaran 80 derajat dan larutan yang keluar 0,2 gallon per menit atau 757cc per menit pada tekanan 40 psi

D.     CARA KERJA
Dalam praktikum ini, kami tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan sprayying, namun hanya diberikan penjelasan oleh pembimbing praktikum mengenai langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam melaksanakan penyemprotan. Berikut ini adalah langkah-langkahnya :
1.      Sebelum Penyemprotan
a.       Membuat rencana kerja penyemprotan
b. Mengirimkan rencana penyemprotan kepada kepala desa minimal 3 hari sebelum penyemprotan
c.     Memberikan jadwal penyemprotan kepada pemilik rumah sekaligus mengadakan penyuluhan
d.      Mempersiapkan alat/ bahan yang akan digunakan dalam melaksanakan penyemprotan yang meliputi :
1)   Bahan-bahan berupa racun serangga yang akan digunakan dan air sebagai pelarut
2)   Peralatan
a)      Peralatan penyemprotan berupa :
-        Spray can harus dalam keadaan baik dan bersih
-        Ember isi 10 liter 1 buah
-        Corong dengan saringan 1 buah
-        Pengaduk yang salah satu ujungnya berbentuk pipih 1 buah
-        Tas racun serangga
-        Kain pel 2 buah
b)      Peralatan penyemprot :
Untuk tiap penyemprot dilengkapi dengan peralatan 1 set yang terdiri :
-        Pakaian kerja 2 stel
-        Alat penutup hidung/ masker 1 set
-        Topi bertepi lebar (menutupi bahu) 1 buah
-        Topeng plastik (face shield) 1 buah
-        Sepatu lars 1 stel
-        Sabun secukupnya
c)      Alat tulis menulis termasuk formulir-formulis pelaporan
2.      Pada Hari Penyemprotan
a.       Minta bantuan pemilik rumah untuk menutup makanan/ minuman bila perlu supaya dikeluarkan saja.
b.      Perabot rumah tangga seperti kasur, bantal, selimut dan pakaian-pakaian yang bergelantungan supaya dikeluarkan dulu. Demikian pula bila ada burung, aquarium dan lain-lain.
c.       Bila akan menyemprot kandang, terlebih dahulu binatangnya harus dikeluarkan.
3.      Selama Penyemprotan
a.       Semprot permukaan dinding searah dengan jarum jam dimulai dari pintu masuk.
b.      Tutuplah pintu dan jendela ruangan yang sedang disemprot tapi bukalah jendela dan pintu lain agar penyemprot tidak bekerja di ruang tertutup.
4.      Sesudah Penyemprotan
a.       Beritahukan kepada pemilik rumah agar racun serangga yang menempel di dinding tidak dihapus.
b.      Kaca-kaca dan lantai yang terkena racun serangga boleh dibersihkan dan racun serangga hasil pembersihan harus ditanam.
c.       Supaya diberitahukan kepada pemilik rumah agar selama enam bulan berikutnya jangan dulu mengapur dinding.
d.      Spray can dan peralatan lainnya supaya dibersihkan. Hati-hati membuang air bekas membersihkan spray can dan alat-alat lainnya jangan sampai mencemari kolam ikan dan sumber air penduduk.
e.       Penghuni rumah baru boleh masuk ke dalam rumah satu jam setelah penyemprotan selesai.
f.       Bila ada serangga yang mati setelah penyemprotan agar disapu dan dikumpulkan kemudian dikubur.

E.     HASIL
Dari praktikum ini, hanya diperoleh hasil mengenai prosedur dalam praktikum sprayying, bagian-bagian alat serta cara penggunaan alat spray can seperti yang telah dijelaskan pada cara kerja di atas. Dalam praktikum Spraying  ini, yang perlu disiapkan pertama adalah Alat semprot (spray can) yang dipakai untuk penyemprotan rumah adalah merek Hudson X-pert dengan Volume 8,5 liter, kemudian mahasiswa harus dapat menentukan Konsentrasi Suspensi sesuai dengan ketentuan WHO yang optimal diperlukan untuk menyemprot 1 m permukaan dinding adalah 40ml. Selanjutnya memilih Nozzle yang akan dipakai adalah yang berkode 8002 E HSS (Hardened Stainless Stell/tahan karat), lalu mahasiswa harus dapat mengukur tekanan dalam tangki guna menentukan efektifitas penyemprotan. Sedapat mungkin harus dijaga agar tekanan tetap stabil pada suhu 2,8 kg/cm,dalam prakteknya sangat sulit untuk mempertahankan tekanan sebesar itu sehingga diambil interval tekanan antara 1,8-3,8 kg/cm atau 25-55 PSI. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah menjaga jarak antara Nozzle dan permukaan yang Disemprot, supaya penyemprot secara otomatis menempatkan nozzlenya sekitar jarak 46 cm dari permukaan dinding . Dan yang terakhir adalah kecepatan menyemprot. Dalam hal ini agar dosis insektisida yang menempel pada dinding tepat, maka perlu irama penyemprotan yang baik dan teratur.


F.       PEMBAHASAN
Spraying merupakan penyemprotan yang berfungsi untuk membunuh nyamuk dewasa (nyamuk Anopheles). Dalam praktikum Spraying  ini, yang perlu disiapkan pertama adalah Alat semprot (spray can) yang dipakai untuk penyemprotan rumah adalah merek Hudson X-pert dengan Volume 8,5 liter, kemudian mahasiswa harus dapat menentukan Konsentrasi Suspensi sesuai dengan ketentuan WHO yang optimal diperlukan untuk menyemprot 1 m permukaan dinding adalah 40ml. Selanjutnya memilih Nozzle yang akan dipakai adalah yang berkode 8002 E HSS (Hardened Stainless Stell/tahan karat), lalu mahasiswa harus dapat mengukur tekanan dalam tangki guna menentukan efektifitas penyemprotan. Sedapat mungkin harus dijaga agar tekanan tetap stabil pada suhu 2,8 kg/cm,dalam prakteknya sangat sulit untuk mempertahankan tekanan sebesar itu sehingga diambil interval tekanan antara 1,8-3,8 kg/cm atau 25-55 PSI. Selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah menjaga jarak antara Nozzle dan permukaan yang Disemprot, supaya penyemprot secara otomatis menempatkan nozzlenya sekitar jarak 46 cm dari permukaan dinding .Dan yang terakhir adalah kecepatan menyemprot. Dalam hal ini agar dosis insektisida yang menempel pada dinding tepat, maka perlu irama penyemprotan yang baik dan teratur. Dalam melakukan spraying  ini perlu adanya kerjasama team sebelum waktunya terjun ke lapangan untuk melakukan spraying, team harus membagi tugas ada yang mencatat, mengarahkan dan memfogging sehingga pelaksanaan spraying nantinya dapat berjalan dengan lancar.
 Tujuan dari spraying ini adalah untuk membunuh sebagian besar vektor infektif  nyamuk anopheles dengan cepat, dengan harapan rantai penularan penyakit segera dapat diputuskan. Selain itu dalam kegiatan ini bertujuan untuk menekan kepadatan vektor itu sendiri selama waktu yang cukup sampai dimana pembawa virus tumbuh sendiri, dan dengan diadakannya spraying diharapkan masyarakat dapat terbebas ataupun terhindar dari ancaman penyakit malaria dan penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh nyamuk Anopheles tanpa meninggalkan upaya-upaya seperti PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk), 3M, dan juga Perilaku Hidup Besrih Sehat (PHBS) di rumah-rumah masyarakat.
-
thank you
Next Previous Home
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...