SURVEI JENTIK

Minggu, 26 Mei 2013

SURVEI JENTIK


A.     PENDAHULUAN
Angka kejadian penyakit Demam Berdarah yang cenderung sulit turun menyebabkan berbagai upaya pemberantasan terus dilakukan. Sebagaimana kita kenal, metode pemberantasan habitat nyamuk ini, misalnya dengan upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN), masih dianggap cara paling efektif. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah memiliki program kajian yaitu dengan melakukan survei jentik pada rumah-rumah warga.
Jumantik kepanjangan dari Juru Pemantau Jentik merupakan seorang petugas khusus yang secara sukarela mau bertanggung jawab untuk melakukan upaya pemantauan jentik nyamuk DBD Aedes Aegypti di wilayah-wilayah dengan sebelumnya melakukan pelaporan ke kelurahan atau puskesmas terdekat.
            Tugas dari Jumantik pada saat memantau wilayah –wilayah diantaranya :
ü    Menyambangi rumah-rumah warga untuk cek jentik.
ü    Mengecek tempat penampungan air dan tempat yang dapat tergenang air bersih apakah ada jentik dan apakah sudah tertutup dengan rapat. Untuk tempat air yang sulit dikuras diberi bubuk larvasida (abate).
ü    Mengecek kolam renang serta kolam ikan agar bebas dari keberadaan jentik nyamuk.
ü    Membasmi keberadaan pakaian/kain yang tergantung di dalam rumah.
Pemantauan jentik nyamuk dilakukan satu kali dalam seminggu (biasanya hari jum”at) pada waktu pagi hari,apabila diketemukan jentik nyamuk maka jumantik berhak untuk memberi peringatan kepada pemilik rumah untuk membersihkan atau menguras agar bersih dari jentik-jentik nyamuk. Selanjutnya jumantik wajib membuat catatan atau laporan untuk dilaporkan ke kelurahan atau puskesmas terdekat dan kemudian dari Puskesmas atau kelurahan dilaporkan ke instansi terkait atau vertikal.
Selain petugas Juru Pemantau Jentik (Jumantik), tiap-tiap masyarakat juga wajib melakukan pengawasan/pemantauan jentik di wilayahnya (self Jumantik) dengan minimal tekhnik dasar 3M Plus, yaitu;
1.         Menguras
Menguras adalah membersihkan tempat-tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti kolam renang, bak kamar mandi, ember air, tempat air minum, penampungan air , lemari es ,dll
2.         Menutup
Menutup adalah memberi tutup secara rapat pada tempat air yang  ditampung seperti bak mandi, botol air minum, kendi, dll
3.         Mengubur
Mengubur adalah menimbun dalam tanah bagi sampah-sampah atau benda yang sudah tidak dipakai lagi yang berpotensi untuk tempat perkembangbiakan dan bertelur nyamuk di dalam rumah.
Plus Kegiatan-kegiatan Pencegahan, seperti :
a.         Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b.         Menaburkan bubuk Larvasida di tempat-tempat air yang sulit dibersihkan
c.         Tidak menggantung pakaian di dalam rumah serta tidak menggunakan horden yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
d.        Menggunakan obat nyamuk / anti nyamuk.
e.         Membersihkan lingkungan sekitar,terutama pada musim penghujan.
Dengan melakukan tindakan-tindakan positif seperti yang telah disebutkan di atas akan dapat menekan atau mengurangi penyebaran dan perkembangbiakan vektor nyamuk sehingga meminimalisasi ancaman tertular penyakit DBD, Chikungunya, ataupun Malaria.

B.     TUJUAN
·         Untuk mengetahui keberadaan serta kepadatan larva nyamuk.
·         Sebagai kegiatan aplikatif di lapangan di mata kuliah pengendalian vektor dalam rangka jumantik (juru pemantau jentik).

C.     ALAT DAN BAHAN
·         Senter
·         Form jumantik atau daftar survey jentik
·         Alat Tulis
·         Larva (jentik nyamuk)

D.     CARA KERJA
1.         Pertama, semua mahasiswa dibagi menjadi 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 7-8 mahasiswa serta pembagian wilayah (RT/RW). Tiap kelompok mensurvey jentik nyamuk di tiap-tiap tempat penampungan air warga minimal 30 KK (rumah).
2.         Setiap kelompok dibagi lagi atas 2 tim, yaitu tim yang bertugas mencari dan mengamati jentik nyamuk di dalam rumah, dan tim yang satunya bertugas mengamati jentik nyamuk di luar rumah.
3.         Kemudian masing-masing tim mencari variabel-variabel yang diperlukan, seperti :
a.         Nama KK (Kepala Keluarga)
b.        Jenis penampungan yang ada
c.         Jumlah penampungan yang positif dan negatif terdapat jentik nyamuk, serta letak tempat penampungan tersebut (di dalam atau di luar rumah) dan kemudian memasukkannya ke dalam form jumantik.
d.        Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, yaitu mengukur Angka Bebas Jentik, jumlah container yang diperiksa, jumlah rumah yang diperiksa, jumlah rumah bebas jentik dan Container Indeks.
E.     HASIL
Berikut hasil survei jentik di desa Purbayan RT/RW 04/04 pada 10 rumah warga.
NO.
NAMA KEPALA KELUARGA
Jumlah Container
Jumlah Rumah
Jml
Pos Jentik
Jml
Pos Jentik
1
Bp. Darwanto
13
0
1
0
2
Bp. Anwar
7
0
1
0
3
Bp. Aris
2
0
1
0
4
Bp. Trimei
1
0
1
0
5
Bp. Mijo
2
0
1
0
6
Bp. Baqdo
5
0
1
0
7
Bp. Juwanto
6
0
1
0
8
Bp. Radiman
4
1
1
1
9
Bp. Ngadimen
5
1
1
1
10
Bp. kastoyo
6
0
1
0
Jumlah
51
2
10
2

                                                Jml. Rumah tidak ada jentik
Angka Bebas Jentik (ABJ) :                                                  x 100 %
                                                Jml. Rumah diperiksa
                                                = 8/10 x 100% = 80%

                                                Jml. Container ada jentik
Container indeks                 :                                                  x 100 %           
                                                Jml. Container diperiksa
                                                = 2/51 x 100% = 3,9%



E.       PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui bahwa dari 10 rumah terdapat 2 rumah yang positiv jentik. Kontainer yang ditemukan positiv jentik/pupa yaitu : bak mandi dalam rumah dan ember dalam rumah (lain-lain). Ada beberapa kemungkinan hal ini bisa terjadi :
1.         Membersihkan/menguras bak mandi belum menjadi kebiasaan rutin/ kontinyu.
2.         Teknis pengurasan yang tidak tepat. Sebaiknya pengurasan disertai dengan penyikatan bak mandi.
3.         Waktu pengurasan lebih dari satu minggu sekali.
4.         Kondisi lingkungan ruang maupun air yang mendukung perkembangbiakan.
Angka bebas jentik (ABJ) dari hasil survei tersebut sebesar 80%, dengan penghitungan :
Jml. Rumah tidak ada jentik
Angka Bebas Jentik (ABJ) :                                                  x 100 %
                                                Jml. Rumah diperiksa
                                                = 8/10 x 100% = 80%

Nilai tersebut masih di bawah standar nasional yaitu 95%. Oleh karena itu perlu dilakukan pemberantasan maupun penyuluhan lebih intensif lagi agar nilai ABJ mengalami kenaikan, serta perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat.









-
thank you

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Next Home
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...