Laporan Trapping

Minggu, 02 Juni 2013

Laporan Trapping

TRAPPING (PENJEBAKAN, IDENTIFIKASI DAN PENYISIRAN TIKUS

Hari/tanggal praktikum :
A.     PENDAHULUAN
Baik disadari ataupun tidak, pada kenyataanya Insect dan Rodent telah menjadi saingan bagi manusia. Selain itu, insect dan rodent pada dasarnya dapat mempengaruhi bahkan mengganggu kehidupan manusia dengan berbagai cara. Dalam hal jumlah kehidupan yang terlibat dalam gangguan tersebut, erat kaitannya dengan kejadian/penularan penyakit. Hal tersebut dapat dilihat dari pola penularan penyakit pest yang melibatkan empat faktor kehidupan, yakni Manusia, pinjal, kuman dan tikus.
Tikus mempunyai kebiasaan menghuni di sekitas tempat hunian manusia. Tikus dapat menimbulkan gangguan di bidang pertanian, bidang ekonomi, bidang kesehatan dan rumah tangga. Pada lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, tikus hadir, berkembang biak dan menyebar. Pengendalian tikus dengan cara mekanik diantaranya dengan memasang perangkap tikus (Trapping).
 Upaya untuk mempelajari kehidupan tikus menjadi sangat relefan. Salah satunya adalah mengetahui jenis atau spesies tikus yang ada, melalui identifikasi maupun deskripsi. Untuk keperluan ini dibutuhkan kunci identifikasi tikus atau tabel deskripsi tikus, yang memuat ciri–ciri morfologi masing – masing jenis tikus. Ciri–ciri morfologi tikus yang lazim dipakai untuk keperluan tersebut di antaranya adalah : berat badan ( BB ), panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), cakar (HF), telinga (E), tengkorak (SK) dan susunan susu (M). Disamping itu, lazim pula untuk diketahui bentuk moncong, warna bulu, macam bulu ekor, kulit ekor, gigi dan lain-lain. Insect atau ektoparasit yang menginfestasi tikus penting untuk diketahui, berkaitan dengan penentuan jenis vektor yang berperan dalam penularan penyakit yang tergolong rat borne deseases.
 Mengenali Tanda Kehidupan Tikus
Keberadaan tikus dapat dideteksi dengan beberapa cara, yang paling umum adalah adanya kerusakan barang atau alat. Tanda-tanda berikut merupakan penilaian adanya kehidupan tikus, yaitu :
a) Gnawing (bekas gigitan)
b) Burrows (galian /lubang tanah)
c) Dropping (kotoran tikus)
d) Runways (jalan tikus)
e) Foot print (bekas telapak kaki)
f) Tanda lain : Adanya bau tikus, bekas urine dan kotoran tikus, suara, bangkai
tikus

B.     TUJUAN
1.      Untuk mengidentifikasi atau mengetahui ciri-ciri khas dari tikus berdasarkan jenis dan habitatnya
2.      Untuk mengetahui jenis makanan kesukaan tikus, dalam mempermudah dalam proses trapping
3.      Untuk mengetahui keberadaan atau habitat tikus
4.      Untuk mengetahui keberadaan adanya ektoparasit pada tikus

C.     ALAT DAN BAHAN
Bahan
-       Insektisida aerosol
-       Chloroform
-       Umpan tikus
-       Tikus hidup



Alat
-       Kunci identifikasi tikus (genera rattus)
-       Table deskripsi tikus (famili muridae)
-       Spuit (suntikan)
-       Rat trap/ cage trap (perangkap tikus hidup)
-       Mistar 50 cm dan 30 cm
-       Timbangan
-       Kantong plastic volume 50 gr
-       Sisir tikus/ sikat sepatu

D.     CARA KERJA
1.    Pre Bitting
·         Pasanglah berbagai makanan di tempat-tempat yang akan dipasang perangkap tikus (sesuai dengan kaidah sampling). Hindarkan kemungkinan termakan oleh binatang.
·         Biarkan selama sehari-semalam, kemudian amati jenis makanan yang paling banyak dimakan oleh tikus.
·         Ulangi cara di atas, hingga diperoleh data yang cukup meyakinkan.
·         Interpretasi data di atas ialah : makanan yang paling banyak dimakan oleh tikus, berarti paling disukai.
2.    Trapping
·         Semua perangkap yang akan dipakai, dicuci terlebih dahulu, dengan memasukanya pada air panas, untuk menghilangkan lemak/bau khas tikus Gunakan perangkap tikus hidup (Cage Trap)
·         Pasanglah perangkap dibeberapa tempat (sesuai dengan kaidah sampling), dengan menggunakan umpan berdasarkan data dari Pre Biting. Waktu pemasangan dilakukan sore hari.
·         Pada pagi hari berikutnya, semua perangkap diambil. Pisahkan antara perangkap yang kosong dan perangkap yang ada tikusnya.
·         Perangkap yang ada tikusnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi tikusnya dan ektoparasitnya
3.    Identificating
·         Perangkap yang ada tikusnya dimasukan pada kantong plastik, kemudian kantong diikat rapat.
·         Ambil chloroform dengan spuit, kemudian disuntikan kedalam kantong tersebut.
·         Diamkan beberapa saat hingga tikus mati, kemudian kantong dibuka, dengan mulut kantong tidak berhadapan dengan kita.
·         Bila perlu, semprotkan insectisida aerosol ke dalam kantong untuk membunuh ektoparasit yang tidak mati oleh chloroform.
·         Perangkap dikeluarkan dari kantong, dan tikus yang mati dikeluarkan dari perangkap.
·         Lakukan penyisiran (dengan sikat sepatu) terhadap tikus tersebut untuk mendapatkan ektoparasit.
·         Ektoparasit yang diperoleh, dimasukan pada botol yang diberi bahan pengawet (misal : alkohol), unutk identifikasi pada waktu yang lain.
·         Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap tikus tersebut dengan kunci identifikasi.dapat pula dilakukan pengukuran terutama terhadap berat badan (BB), Panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), Cakar (HF), telinga (E), tengkorak (SK), dan susunan susu (M).
·         Interpretasi data diatas, sesuai dengan kunci identifikasi, atau mencocokkan pada tabel deskripsi tikus.

E.     HASIL
Dalam praktikum kami, tidak dilakukan proses pre bitting terlebih dahulu namun langsung melakukan trapping. Umpan yang digunakan adalah gorengan tempe/ tahu, ayam goreng dan roti. Trapping dilakukan di rumah-rumah warga, di kelurahan gumpang pada waktu pagi hari. Setelah dibiarkan sehari-semalam, trapping diambil kemudian hasil/ tikus dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi, berikut hasil identifikasinya :
Jenis Tikus
Pinjal
TL
(cm)
T
(cm)
HF
(cm)
E
(cm)
M
Warna Tikus
Spesies
Tikus 1
0
41
17
4
1,5
10
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi
(T.Rumah)
Tikus 2
0
48,5
21
5
1,7
0
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Sabanus
Tikus 3
2
37
15
4
1,5
0
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 4
5
32
15
3
1,3
10
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 5
8
33
17
3
1,5
0
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu

Ratus Diardi (T.Rumah)
Jenis Tikus
Pinjal
TL
(cm)
T
(cm)
HF
(cm)
E
(cm)
M
Warna Tikus
Spesies
Tikus 6
1
32
15,5
3
1,5
0
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 7
0
31
15,3
3,5
1,5
0
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 8
8
31
16,5
3
1,2
10
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 9
2
39
19,8
3,5
1,5
10
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 10
10
32
16
3
1,5
0
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Jenis Tikus
Pinjal
TL
(cm)
T
(cm)
HF
(cm)
E
(cm)
M
Warna Tikus
Spesies
Tikus 11
3
20,5
15
3
1,5
10
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Suncus murinus (Celurut)
Tikus 12
0
33
14,3
4
1
0
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 13
0
30,5
15,5
3
1,2
10
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 14
4
27,5
14
3
1,2
10
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 15
4
32,5
15
3,5
1,5
-
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Jenis Tikus
Pinjal
TL
(cm)
T
(cm)
HF
(cm)
E
(cm)
M
Warna Tikus
Spesies
Tikus 16
2
29
13,5
3
1
3
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 17
3
35,3
18
3,5
1,5
10
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)
Tikus 18
1
28,5
13,5
3
1,5
0
Atas : coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
Ratus Diardi (T.Rumah)

F.      PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil di atas, didapatkan 18 ekor tikus dengan spesies terbanyak yaitu 16 ekor Ratus Diardi (Tikus Rumah), satu ekor Ratus Sabanus dan satu ekor Suncus Murinus (Celurut). Trapping/ penjebakan dilakukan di rumah-rumah warga dengan metode sesuai kaidah sampling, menggunakan umpan seperti gorengan tempe/ tahu, ayam goreng dan roti.
Pada tikus rumah, tidak ditemukan adanya ektoparasit/ pinjal di tubuh tikus pada 4 ekor tikus, sedangkan yang ditemukan adanya ektoparasit/ pinjal adalah sebanyak 12 ekor tikus dengan jumlah pinjal tertinggi sebanyak 10 ekor pinjal. Ciri-ciri dari tikus rumah adalah punggung berwarna coklat tua kelabu, warna perut coklat tua kelabu dan panjang kepala + tubuh sekitar 22 cm – 37 cm, namun ada juga yang terbesar yang telah ditemukan adalah sepanjang 41 cm. Habitat tikus ini adalah di rumah-rumah warga.
Pada hasil identifikasi tikus Ratus sabanus, tidak ditemukan adanya ektoparasit di tubuh tikus. Ciri-ciri utamanya adalah punggung berwarna coklat kelabu, perut berwarna putih kelabu dan panjang tubuh + kepala sekitar 43 cm – 52 cm. Sedangkan pada tubuh Suncus murinus (Celurut), ditemukan 3 ekor ektoparasit. Ciri-ciri dari celurut adalah punggung berwarna kelabu, perut berwarna putih, memiliki moncong yang lebih panjang dari tikus biasanya dan ukurannya yang relatif kecil sekitar 17,5 cm – 21,2 cm.
Lokasi trapping pada gambar pemetaan merupakan perumahan warga di desa Gumpang. Kotak yang berwarna merah merupakan tanda lokasi rumah yang dipasang pittrap. Pemasangan pittrap dilakukan sesuai dengan kaidah sampling, yaitu dengan merenggangi satu rumah.

G.    KESIMPULAN
-        Dapat mengetahui jenis atau spesies tikus yang ada, melalui identifikasi maupun deskripsi. Hasil yang kami temukan adalah 16 ekor tikus spesies Ratus Diardi (T. Rumah), 1 ekor Ratus Sabanus dan 1 ekor Suncus Murinus (Celurut).
-        Ditemukan adanya ektoparasit pada 12 ekor tikus rumah dan 1 ekor Celurut.
-        Makanan kesukaan tikus adalah gorengan tempe/ tahu dan ayam goreng.

-        Habitat tikus yang ditemukan kebanyakan adalah di rumah-rumah.
-
thank you

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Next Previous Home
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...