TRAPPING
(PENJEBAKAN, IDENTIFIKASI DAN PENYISIRAN TIKUS
Hari/tanggal
praktikum :
A.
PENDAHULUAN
Baik disadari ataupun tidak, pada kenyataanya Insect
dan Rodent telah menjadi saingan bagi manusia. Selain itu, insect dan rodent
pada dasarnya dapat mempengaruhi bahkan mengganggu kehidupan manusia dengan
berbagai cara. Dalam hal jumlah kehidupan yang terlibat dalam gangguan
tersebut, erat kaitannya dengan kejadian/penularan penyakit. Hal tersebut dapat
dilihat dari pola penularan penyakit pest yang melibatkan empat faktor
kehidupan, yakni Manusia, pinjal, kuman dan tikus.
Tikus mempunyai kebiasaan menghuni di sekitas tempat
hunian manusia. Tikus dapat menimbulkan gangguan di bidang pertanian, bidang
ekonomi, bidang kesehatan dan rumah tangga. Pada lingkungan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan, tikus hadir, berkembang biak dan menyebar. Pengendalian tikus
dengan cara mekanik diantaranya dengan memasang perangkap tikus (Trapping).
Upaya untuk
mempelajari kehidupan tikus menjadi sangat relefan. Salah satunya adalah
mengetahui jenis atau spesies tikus yang ada, melalui identifikasi maupun
deskripsi. Untuk keperluan ini dibutuhkan kunci identifikasi tikus atau tabel
deskripsi tikus, yang memuat ciri–ciri morfologi masing – masing jenis tikus.
Ciri–ciri morfologi tikus yang lazim dipakai untuk keperluan tersebut di
antaranya adalah : berat badan ( BB ), panjang kepala ditambah badan (H&B),
ekor (T), cakar (HF), telinga (E), tengkorak (SK) dan susunan susu (M).
Disamping itu, lazim pula untuk diketahui bentuk moncong, warna bulu, macam
bulu ekor, kulit ekor, gigi dan lain-lain. Insect atau ektoparasit yang
menginfestasi tikus penting untuk diketahui, berkaitan dengan penentuan jenis
vektor yang berperan dalam penularan penyakit yang tergolong rat borne
deseases.
Mengenali Tanda Kehidupan Tikus
Keberadaan tikus dapat dideteksi dengan beberapa
cara, yang paling umum adalah adanya kerusakan barang atau alat. Tanda-tanda
berikut merupakan penilaian adanya kehidupan tikus, yaitu :
a) Gnawing (bekas
gigitan)
b) Burrows (galian
/lubang tanah)
c) Dropping (kotoran
tikus)
d) Runways (jalan
tikus)
e) Foot print (bekas
telapak kaki)
f) Tanda lain : Adanya
bau tikus, bekas urine dan kotoran tikus, suara, bangkai
tikus
B.
TUJUAN
1.
Untuk mengidentifikasi atau mengetahui
ciri-ciri khas dari tikus berdasarkan jenis dan habitatnya
2.
Untuk mengetahui jenis makanan kesukaan
tikus, dalam mempermudah dalam proses trapping
3.
Untuk mengetahui keberadaan atau habitat
tikus
4.
Untuk mengetahui keberadaan adanya
ektoparasit pada tikus
C.
ALAT
DAN BAHAN
Bahan
- Insektisida
aerosol
- Chloroform
- Umpan
tikus
- Tikus
hidup
Alat
- Kunci
identifikasi tikus (genera rattus)
- Table
deskripsi tikus (famili muridae)
- Spuit
(suntikan)
- Rat
trap/ cage trap (perangkap tikus hidup)
- Mistar
50 cm dan 30 cm
- Timbangan
- Kantong
plastic volume 50 gr
- Sisir
tikus/ sikat sepatu
D.
CARA
KERJA
1. Pre
Bitting
·
Pasanglah
berbagai makanan di tempat-tempat yang akan dipasang perangkap tikus (sesuai
dengan kaidah sampling). Hindarkan kemungkinan termakan oleh binatang.
·
Biarkan
selama sehari-semalam, kemudian amati jenis makanan yang paling banyak dimakan
oleh tikus.
·
Ulangi
cara di atas, hingga diperoleh data yang cukup meyakinkan.
·
Interpretasi
data di atas ialah : makanan yang paling banyak dimakan oleh tikus, berarti paling
disukai.
2. Trapping
·
Semua
perangkap yang akan dipakai, dicuci terlebih dahulu, dengan memasukanya pada
air panas, untuk menghilangkan lemak/bau khas tikus Gunakan perangkap tikus
hidup (Cage Trap)
·
Pasanglah
perangkap dibeberapa tempat (sesuai dengan kaidah sampling), dengan menggunakan
umpan berdasarkan data dari Pre Biting. Waktu pemasangan dilakukan sore hari.
·
Pada
pagi hari berikutnya, semua perangkap diambil. Pisahkan antara perangkap yang
kosong dan perangkap yang ada tikusnya.
·
Perangkap
yang ada tikusnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi tikusnya dan
ektoparasitnya
3. Identificating
·
Perangkap
yang ada tikusnya dimasukan pada kantong plastik, kemudian kantong diikat
rapat.
·
Ambil
chloroform dengan spuit, kemudian disuntikan kedalam kantong tersebut.
·
Diamkan
beberapa saat hingga tikus mati, kemudian kantong dibuka, dengan mulut kantong
tidak berhadapan dengan kita.
·
Bila
perlu, semprotkan insectisida aerosol ke dalam kantong untuk membunuh
ektoparasit yang tidak mati oleh chloroform.
·
Perangkap
dikeluarkan dari kantong, dan tikus yang mati dikeluarkan dari perangkap.
·
Lakukan
penyisiran (dengan sikat sepatu) terhadap tikus tersebut untuk mendapatkan
ektoparasit.
·
Ektoparasit
yang diperoleh, dimasukan pada botol yang diberi bahan pengawet (misal : alkohol),
unutk identifikasi pada waktu yang lain.
·
Selanjutnya,
dilakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap tikus tersebut dengan kunci
identifikasi.dapat pula dilakukan pengukuran terutama terhadap berat badan
(BB), Panjang kepala ditambah badan (H&B), ekor (T), Cakar (HF), telinga
(E), tengkorak (SK), dan susunan susu (M).
·
Interpretasi
data diatas, sesuai dengan kunci identifikasi, atau mencocokkan pada tabel
deskripsi tikus.
E.
HASIL
Dalam praktikum
kami, tidak dilakukan proses pre bitting terlebih dahulu namun langsung
melakukan trapping. Umpan yang digunakan adalah gorengan tempe/ tahu, ayam
goreng dan roti. Trapping dilakukan di rumah-rumah warga, di kelurahan gumpang
pada waktu pagi hari. Setelah dibiarkan sehari-semalam, trapping diambil
kemudian hasil/ tikus dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi, berikut
hasil identifikasinya :
Jenis Tikus
|
Pinjal
|
TL
(cm)
|
T
(cm)
|
HF
(cm)
|
E
(cm)
|
M
|
Warna Tikus
|
Spesies
|
Tikus 1
|
0
|
41
|
17
|
4
|
1,5
|
10
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi
(T.Rumah)
|
Tikus 2
|
0
|
48,5
|
21
|
5
|
1,7
|
0
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
|
Ratus Sabanus
|
Tikus 3
|
2
|
37
|
15
|
4
|
1,5
|
0
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 4
|
5
|
32
|
15
|
3
|
1,3
|
10
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah: coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 5
|
8
|
33
|
17
|
3
|
1,5
|
0
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Jenis Tikus
|
Pinjal
|
TL
(cm)
|
T
(cm)
|
HF
(cm)
|
E
(cm)
|
M
|
Warna Tikus
|
Spesies
|
Tikus 6
|
1
|
32
|
15,5
|
3
|
1,5
|
0
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 7
|
0
|
31
|
15,3
|
3,5
|
1,5
|
0
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 8
|
8
|
31
|
16,5
|
3
|
1,2
|
10
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 9
|
2
|
39
|
19,8
|
3,5
|
1,5
|
10
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 10
|
10
|
32
|
16
|
3
|
1,5
|
0
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Jenis Tikus
|
Pinjal
|
TL
(cm)
|
T
(cm)
|
HF
(cm)
|
E
(cm)
|
M
|
Warna Tikus
|
Spesies
|
Tikus 11
|
3
|
20,5
|
15
|
3
|
1,5
|
10
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Suncus murinus (Celurut)
|
Tikus 12
|
0
|
33
|
14,3
|
4
|
1
|
0
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 13
|
0
|
30,5
|
15,5
|
3
|
1,2
|
10
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 14
|
4
|
27,5
|
14
|
3
|
1,2
|
10
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 15
|
4
|
32,5
|
15
|
3,5
|
1,5
|
-
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Jenis Tikus
|
Pinjal
|
TL
(cm)
|
T
(cm)
|
HF
(cm)
|
E
(cm)
|
M
|
Warna Tikus
|
Spesies
|
Tikus 16
|
2
|
29
|
13,5
|
3
|
1
|
3
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 17
|
3
|
35,3
|
18
|
3,5
|
1,5
|
10
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
Tikus 18
|
1
|
28,5
|
13,5
|
3
|
1,5
|
0
|
Atas
: coklat tua kelabu
Bawah:
coklat tua kelabu
|
Ratus Diardi (T.Rumah)
|
F.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil di
atas, didapatkan 18 ekor tikus dengan spesies terbanyak yaitu 16 ekor Ratus
Diardi (Tikus Rumah), satu ekor Ratus Sabanus dan satu ekor Suncus Murinus
(Celurut). Trapping/ penjebakan dilakukan di rumah-rumah warga dengan metode
sesuai kaidah sampling, menggunakan umpan seperti gorengan tempe/ tahu, ayam
goreng dan roti.
Pada tikus rumah, tidak
ditemukan adanya ektoparasit/ pinjal di tubuh tikus pada 4 ekor tikus,
sedangkan yang ditemukan adanya ektoparasit/ pinjal adalah sebanyak 12 ekor
tikus dengan jumlah pinjal tertinggi sebanyak 10 ekor pinjal. Ciri-ciri dari
tikus rumah adalah punggung berwarna coklat tua kelabu, warna perut coklat tua
kelabu dan panjang kepala + tubuh sekitar 22 cm – 37 cm, namun ada juga yang
terbesar yang telah ditemukan adalah sepanjang 41 cm. Habitat tikus ini adalah
di rumah-rumah warga.
Pada hasil identifikasi
tikus Ratus sabanus, tidak ditemukan adanya ektoparasit di tubuh tikus.
Ciri-ciri utamanya adalah punggung berwarna coklat kelabu, perut berwarna putih
kelabu dan panjang tubuh + kepala sekitar 43 cm – 52 cm. Sedangkan pada tubuh
Suncus murinus (Celurut), ditemukan 3 ekor ektoparasit. Ciri-ciri dari celurut
adalah punggung berwarna kelabu, perut berwarna putih, memiliki moncong yang
lebih panjang dari tikus biasanya dan ukurannya yang relatif kecil sekitar 17,5
cm – 21,2 cm.
Lokasi trapping pada
gambar pemetaan merupakan perumahan warga di desa Gumpang. Kotak yang berwarna
merah merupakan tanda lokasi rumah yang dipasang pittrap. Pemasangan pittrap
dilakukan sesuai dengan kaidah sampling, yaitu dengan merenggangi satu rumah.
G.
KESIMPULAN
-
Dapat mengetahui jenis atau spesies
tikus yang ada, melalui identifikasi maupun deskripsi. Hasil yang kami temukan
adalah 16 ekor tikus spesies Ratus Diardi (T. Rumah), 1 ekor Ratus Sabanus dan 1
ekor Suncus Murinus (Celurut).
-
Ditemukan adanya ektoparasit pada 12
ekor tikus rumah dan 1 ekor Celurut.
-
Makanan kesukaan tikus adalah gorengan
tempe/ tahu dan ayam goreng.
-
Habitat tikus yang ditemukan kebanyakan
adalah di rumah-rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar