BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Seiring
dengan semakin pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kebutuhan
masyarakat akan konsumsi barang dan jasa semakin meningkat. Meningkatnya
kebutuhan akan barang dan jasa berakibat meningkatnya kebutuhan akan bahan
baku, material dan energi, sementara ketersediaan bahan baku, material dan
energi semakin lama semakin berkurang. Oleh sebab itu diperlukan suatu
kebijakan mengenai ‘keberlanjutan’ atau sustainability, yaitu bahwa pertumbuhan
konsumsi barang dan jasa harus disertai pengurangan intensitas konsumsi bahan
baku dan energi secara proporsional.
Maka
dikembangkanlah beragam strategi yang tujuannya adalah pengurangan penggunaan
bahan baku dan industri dalam kerangka ekonomi global. Dalam prosesnya,
beberapa lembaga riset melakukan kajian terhadap implikasi yang mungkin terjadi
akibat adanya kebijakan dimaksud. Beberapa kajian menunjukkan adanya suatu
peluang untuk melakukan pengurangan secara signifikan dalam hal penggunaan
material dan industri dalam pengembangan ekonomi dan teknologi canggih. Hal ini
merupakan salah satu pertimbangan yang melatarbelakangi dikembangkannya
pendekatan Ekologi Industri untuk pabrik, pengolahan dan sebagainya yang
berpotensi untuk memulai pengurangan penggunaan bahan baku dan material
(dematerializing) dalam kerangka ekonomi global. Pertimbangan lainnya adalah
kesadaran bahwa pergerakan kearah pembangunan yang ‘berkelanjutan’ perlu
menyertakan industri dalam kegiatan ekonominya. Tetapi untuk menyertakan industri
dalam suatu strategi pencapaian ‘berkelanjutan’, diperlukan perkembangan
mendasar dalam meningkatkan kualitas lingkungan industri serta efisiensi sumber
daya, demikian pula dengan kegiatan industry yang saling terintegrasi dengan
komunitasnya.
Ekosistem
kawasan industri merupakan kawasan industri yang menjalankan prinsip ekologi
dalam operasinya, sehingga dapat disebut juga sebagai Eco-industrial Park atau
Eko-Kawasan Industri. Sejalan dengan pengembangan Eko-kawasan Industri,
pengembangan akan teknologi hijau juga harus dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan ekosistem secara holistik, yaitu pembangunan yang berkelanjutan. Pada bagan
berikut dapat dilihat posisi eko-kawasan industri dalam kerangka tujuan yang
berkelanjutan.
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis mendapatkan hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa perumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah :
1.
Apa
yang dimaksud ekosistem industri?
2.
Apa
manfaat ekosistem industri?
3.
Apa
saja komponen dan klasifikasi dalam ekosistem industri?
4.
Apa
kendala dalam ekosistem industri?
C. TUJUAN
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini antara
lain:
1.
Untuk mengetahui maksud ekosistem industri.
2.
Untuk
mengetahui manfaat dari ekosistem dalam industri.
3.
Untuk
mengetahui klasifikasi dalam ekosistem industri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN EKOSISTEM INDUSTRI
Ekologi
Industri adalah bidang ilmu yang difokuskan pada dua tujuan yaitu peningkatan
ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan. Pada konsep ekologi industri,
sistem industri dipandang bukan sebagai suatu sistem yang terisolasi dari
sistem dan lingkungan disekelilingnya, melainkan merupakan satu kesatuan.
Didalam sistem ini dioptimalkan siklus material, dari mulai bahan mentah hingga
menjadi bahan jadi, komponen, produksi dan pembuangan akhir. Faktor-faktor yang
dioptimalkan termasuk sumber daya, energi dan modal.
Konsep
dalam Ekologi Industri mengadaptasi analogi ekosistem alam kedalam sistem
industri. Tingkatan-tingkatan organisme dalam ekosistem saling berinteraksi,
saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Tingkatan
organisasi dalam dunia industri adalah industri tunggal, industri kawasan, industri
global dan ekosistem industri. Antara komunitas industri dan lingkungannya
selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang
disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen, konsumen, dan
dekomposer/pengurai.
Ekosistem kawasan industri merupakan
kawasan industri yang menjalankan prinsip ekologi dalam operasinya, sehingga
dapat disebut juga sebagai Eco-industrial Park atau Eko-Kawasan Industri.
Sejalan dengan pengembangan Eko-kawasan Industri, pengembangan akan teknologi
hijau juga harus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan ekosistem secara
holistik, yaitu pembangunan yang
berkelanjutan. B. KOMPONEN DALAM
RANCANGAN EKO-KAWASAN INDUSTRI
Meskipun dapat dikatakan masih berupa embrio,
ekosistem industri merupakan salah satu pendekatan yang penting dalam
menghadapi tantangan dalam mencapai tujuan pembangunan yang ‘berkelanjutan’.
Konsep Ekosistem Kawasan Industri (Eco-Industrial Park / EIP) selanjutnya
disingkat dengan EIP, pertama kali disosialisasikan secara formal pada tahun
1992-1993 oleh suatu kelompok / komunitas dari Indigo Development – Dalhouse
University, dan kelompok / komunitas Work and Environment Initiative dari
Cornell University. Pada tahun 1994, Environmental Protection Agency milik
pemerintah United States of America membiayai Research Triangle Institute dan
Indigo untuk memperdalam konsep ekosistem industri serta melakukan studi
kasus. Pada tahun 1996, sebanyak 17 proyek industri mendeklarasikan EIP bagi
kegiatan mereka. Eco-Industrial Park menyertakan jaringan perusahaan dan
organisasi yang bekerja bersama-sama untuk meningkatkan ekonomi dan kualitas
lingkungan. Beberapa perencana serta peneliti ekosistem kawasan industri telah
menggunakan jasa komunitas atau team ‘ekosistem industri’ untuk memberikan
gambaran jenis ‘hubungan simbiosis’ yang dikembangkan diantara pelaku dan
perusahaan yang turut berpatisipasi.
Komponen dalam
Rancangan Eko-Kawasan Industri :
- Sistem alam :
meminimumkan dampak negative pada lingkungan, dan
memperkecil biaya operasi, serta menggunakan energi matahari dan / atau energi
angin
- Energi :
Strategi utama adalah penggunaan energi secara efisien untuk mengurangi biaya-biaya serta mengurangi beban lingkungan. - Alir material :
Dalam Eko-Kawasan Industri, pihak perusahaan memandang
limbah sebagai sesuatu produk yang berharga yang dapat dijual untuk digunakan
oleh pihak lain.
- Aliran air :
Air yang telah melalui suatu proses dapat digunakan
kembali oleh pihak lain, yang dialirkan melalui suatu tahapan proses sesuai
keperluan. Infrastruktur kawasan dapat dirancang untuk beberapa tingkatan /
grade air (bergantung pada kebutuhan perusahaan).
- Pengelolaan Kawasan dan Dukungan Layanan :
Pengelolaan harus mendukung pertukaran produk antar
perusahaan di kawasan, mendukung perusahaan dalam beradaptasi dengan lingkungan beraragam industri (misalnya mobilitas supplier atau pelanggan di areal kawasan).
Layanan lain juga menyangkut pemeliharaan akses / link pertukaran produk antar
perusahaan di kawasan serta pemeliharaan sistem telekomunikasi. Disamping itu,
dapat diadakan dukungan layanan bersama berupa pusat pelatihan, kantin, pusat
kesehatan, kantor untuk pembelian barang-barang umum, transportasi, kantor
logistic dll
C. KEUNTUNGAN DARI
EKOSISTEM INDUSTRI
Dengan adanya kerjasama antar pelaku indutri dalam
Eko-Kawasan Industri, maka terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh, yaitu :
- Keuntungan
keuangan untuk perusahaan :
- Menurunkan biaya pembelian bahan / material, mendapatkan hasil dari penjualan limbah kepada pihak lain dalam kawasan
- Menurunkan penggunaan energi (misalnya transportasi)
- Menurunnya biaya pengelolaan limbah karena dilakukan didalam kawasan (dapat dijual, dan membeli limbah dari perusahaan lain di kawasan)
- Menurunnya biaya serba-serbi
- Menurunnya biaya HRD atau perekrutan pegawai karena dilakukan bersama-sama dengan perusahaan lain dalam kawasan - Keuntungan
bagi lingkungan :
- Permintaan akan sumber daya alam akan berkurang
- Berkurangnya jumlah limbah dalam semua bentuk (padat, cair, emisi udara)
- Menurunnya kemungkinan terjadi kecelakaan dalam transport
- Keuntungan sosial / bagi masyarakat :
- Meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat dengan adanya pekerjaan
- Biaya pemanasan murah untuk masyarakat lingkungan sekitar kawasan dan didalam kawasan
- Udara dan air yang lebih bersih, sehingga masyarakat sekitar dapat hidup sehat
D. LASIFIKASI DALAM
EKOSISTEM INDUSTRI
Ekosistem Industri dapat diklasifikasikan atas beberapa
skala, dari terkecil hingga besar, dan dapat dipandang dari berbagai perspektif
:
1. Skala terkecil adalah ekosistem didalam satu industri / industri
tunggal dimana komponen-komponennya dapat berupa pelaku bisnis industri, mulai
dari produsen, distributor, supplier hingga konsumen. Dari sisi proses
produksi, komponen dapat berupa tahapan produksi, mulai dari bahan baku mentah,
produk yang dihasilkan, limbah dari proses produksi, hingga penggunaan limbah
sebagai bahan baku untuk menghasilkan suatu produk lain. Dalam hal ini satu
perusahaan dapat memproduksi lebih dari satu jenis produk, dimana limbah dari
suatu produk dapat digunakan sebagai bahan baku atau bahan tambahan untuk
produk lainnya.
2.
Skala yang lebih luas terdiri dari beberapa industri yang saling
berinteraksi, yang letaknya saling berdekatan dalam suatu region atau kawasan.
Dalam kawasan ini, limbah yang dihasilkan oleh suatu industri dapat digunakan
sebagai bahan baku bagi industri lainnya sehingga membentuk rantai atau jaring
bahan baku produksi, analog dengan rantai atau jaring makanan dalam ekosistem
secara umum. Interaksi yang terjadi dapat lebih luas lagi, yaitu interaksi
antar pelaku industri, pemanfaatan sumber daya di kawasan, aliran energi dsb.
Komponen juga dapat berupa kelompok industri yang menghasilkan produk sejenis,
sehingga komponen ekosistem terdiri dari beberapa kelompok industri / berupa
cluster yang dicirikan oleh jenis produksinya. Contoh beberapa industri yang
menghasilkan produk sejenis misalnya industri furniture yang masing-masing
perusahaan di kawasan memproduksi jenis furniture berbeda, misalnya lemari,
meja dan kursi, dipan, kerajinan lain dengan bahan baku sama. Tetapi dalam hal
ini prinsip ekologi tidak sepenuhnya dapat diterapkan karena pada tahap
terawal, bahan baku yang digunakan adalah bahan baku dari alam (kayu) yang
tidak dapat direproduksi oleh alam pada kecepatan proporsional dengan kecepatan
kebutuhan untuk produksi.
3.
Skala terbesar adalah skala global dan menyeluruh dimana jenis
komponen yang berinteraksi sangat beragam, termasuk didalamnya antara lain
pelaku bisnis, eksportir, importir, kebijakan regional, kebijakan global,
jaringan dari beberapa kawasan industri dan lain-lain yang terkait dalam
lingkaran ekonomi global. Masing-masing pertukaran dikembangkan sebagai
pengelolaan bisnis yang menarik secara ekonomi antara perusahaan yang
berpartisipasi melalui kontrak bilateral. Hal ini menunjukkan bahwa simbiosis
tidak hanya bergantung pada proses perencanaan, tetapi secara kontinu akan
berkembang. Regulasi / kebijakan berperan secara tidak langsung dalam kerangka
ekonomi global.
E. KENDALA DAN TANTANGAN
Pada abad-21, eko-industri dan pengembangan teknologi
yang mengeliminasi ‘sisa’ atau ‘limbah’ dan memaksimumkan efisiensi akan
mengalami masa kritis dalam usaha pengurangan pemakaian material dan
energi serta memelihara kualitas hidup dan kualitas lingkungan. Perluasan
eco-kawasan industri dengan mengembangkan eco-economi adalah
eco-efisien, merupakan faktor yang menentukan apakah tekanan pasar
akan berperan penting sebagai ‘penggerak perubahan (driver of change).
Penerapan eco-kawasan industri mengutamakan keragaman jenis industri
untuk optimalitas siklus pertukaran limbah (waste exchange). Pada
sisi lain, keragaman dapat juga menjadi kendala pada ekologi industri.
Keragaman dapat berarti meningkatkan kompleksitas, misalnya keragaman pelaku
berarti pula keragaman tujuan / interest. Hal ini dapat menjadi kendala ketika
mencoba merumuskan ‘tujuan umum dalam pengembangan ekosistem industri’. Dari
sudut pandang berbeda, besarnya jumlah pelaku yang terlibat dalam kerjasama
dapat merupakan pengaman bagi kelanjutan sistem. Dalam alam, semakin kecil dan
sederhana sistem biotik, semakin rapuh keberlangsungan sistem. Bahkan jika
salah satu organisme punah, dapat menghancurkan simbiosis. Semakin besar dan
semakin kompleks ekosistem seperti danau, sungai dan hutan, semakinkecil
kemungkinan sistem terganggu jika satu elemen tiba-tiba punah. Keragaman industri
yang berarti pula keragaman interest pelaku, merupakan suatu tantangan
dalam penerapan ekosistem pada suatu kawasan industri. Perlu dilakukan
komunikasi yang berkelanjutan untuk mencapai kesamaan persepsi dalam menyikapi
tujuan jangka panjang penerapan ekosistem pada kawasan industri.
Beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dalam
menerapkan prinsip ekologi didalam kawasan industri :
- Para
pelaku industri harus memahami limbah sebagai suatu yang bernilai
sebagai bahan dasar untuk industri lainnya. Studi dan kerjasama harus
diperluas dan perusahaan harus mengembangkan visinya dengan menyertakan
keseluruhan sistem dalam perusahaan yang bersatu.
- Perlu
adanya lintas batas antar sektor public dan sektor swasta untuk
menghasilkan ekosistem industri dengan dukungan institusional. Pembuat
kebijakan dapat diuntungkan ketika mengetahui bahwa untuk keberlangsungan
daur ulang atau sistem roundput, issue lingkungan harus direfleksikan juga
dalam implikasi ekonomi, social dan budaya, misalnya dalam konteks komunitas
aliran (societal context of the flow).
- Bagi
kawasan industri yang sudah ada dan sudah berjalan cukup mapan, perlu
suatu usaha yang memfasilitasi pengembangan sistem kerjasama berdasarkan
pemanfaatan limbah dan energi.
- Perlu
dilakukan upaya membangun suatu system kerjasama berdasarkan pemanfaatan
limbah dan energy pada suatu kawasan industry yang sudah ada
- Keberhasilan
dari pembentukan hubungan / link dari eco-industri
memerlukan implementasi proyek secara terus-menerus sehingga dapat
mengidentifikasi peluang-peluang yang ada dalam rangka eco-industri.
Diperlukan kerja keras untuk mengidentifikasi regulasi dan kebijakan lain
yang menghambat untuk dihilangkan. Kebijakan berdasarkan insentif
misalnya ecological tax reform (keringanan eco-pajak) dan
proyek-proyek teknis perlu diidentifikasi dan di implementasikan untuk
membantu menstimulasi pasar dalam menggerakkan eco-industri.
nice post gan, sukses selalu dan salam sejahtera.
BalasHapusSumpah berguna bgt buat gua yang masih kuliah S1 jurusan tekhdus yang buat blog ini ga sia2 deh poko e josss
BalasHapus